Rasanya setelah Pak Harto tidak
menjabat lagi, penduduk Indonesia melonjak tinggi. Di satu sisi pertumbuhan
penduduk ini juga diiringi pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, tapi juga
diiringi lonjakan konsumsi bahan bakar.
Mengapa itu terjadi? Saya duga
karena otonomi daerah telah memandulkan kampanye keluarga berencana (no pun
intended). Dulu BKKBN sering berkampanye sterilisasi bagi pasangan yang telah
melahirkan anak banyak.
Nah, rupanya stasiun dan KRL kita
juga memerlukan BKKBN. Maksudnya untuk mensterilisasi stasiun supaya penumpang
aman dan nyaman ketika bepergian.
Stasiun adalah limited public
space. Jadi ini memang tempat umum, tempat masyarakat berkegiatan sebelum pergi
naik KRL, jadi bukan tempat umum dimana Ayu Azhari bisa jumpa fans disitu.
Meski pengelola stasiun dan KRL memang diharapkan sering melakukan 'facial'
mesin supaya tetap mulus dan produktif seperti Ayu Azhari. Terbatas disini
adalah, mereka yang berkepentingan, seperti penumpang yang membayar tiket, bisa
masuk dan menunggu kereta. Seperti halnya fans Ayu Azhari yang perlu beli tiket
sebelum melihat dia nyanyi lagu-lagu White Lion yang didangdutkan.
Karena terbatas, maka stasiun
perlu disterilkan oleh BKKBN-Badan Keamaan Kereta Buat Nyaman. BKKBN ini
dipimpin oleh Pak Achmad Sujadi, Senior Manager Security. Nah, Pak Sujadi saat
ini giat melakukan operasi memanusiawikan atapers. Maksudnya atapers yang dulu
biasa naik KRL Ekonomi, sekarang juga naik KRL AC.
Pernah dengar cerita dua orang
pengemis yang saling membanggakan prestasinya ditabrak mobil? Yang satu memulai
dengan bangga pernah ditabrak Xenia, tapi kemudian lemas karena temannya pernah
ditabrak Alphard. Nah, mungkin itulah memanusiawikan atapers dengan
memperbolehkan naik KRL AC. Bayarnya lebih mahal, pakai AC pula.
Itu dulu. Sekarang perhatian
BKKBN adalah soal mensterilkan stasiun. Stasiun dibersihkan dari segala macam
lubang tikus, dimana orang bisa lalu lalang masuk stasiun tanpa diperiksa
karcisnya. Kalau gitu kepala BKKBN ini bisa nyalon KPK dong, supaya bisa
nangkap tikus penggarong uang rakyat.
Tapi serius lho, kepala BKKBN
(yang urusan keluarga berencana, bukan keamaan stasiun) itu adalah mantan
Sekjen KPK. Jadi mungkin tugas dia adalah mencari kebocoran lubang kondom.
Halah (eh ini bukan Dis ya).
Tadi malam twitter saya
dibombardir oleh pemberitahuan adanya penusukan penumpang oleh penumpang lain,
di KRL Ekonomi Tanah Abang-Serpong. Sayang hal semacam ini bisa terjadi ketika
BKKBN sedang serius razia karcis dan berhasil memanusiawikan atapers.
Saya berharap BKKBN bisa
mensterilkan stasiun dan KRL, supaya lubang-lubang kejahatan semakin dikurung,
seperti layaknya kondom mengurung bertemunya benih-benih cinta.
Hidup BKKBN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar